PALU, KAIDAH.ID – Ketua Harian Majelis Daerah KAHMI (MD KAHMI) Kota Palu, Aslamuddin Lasawedy, yang akrab disapa Atank, baru saja merilis sebuah buku berjudul: Tata Keuangan Keluarga Anda Secara Syariah.

Buku setebal 122 halaman ini berbentuk buku saku. Semuanya adalah kumpulan tulisan, yang telah diterbitkan di Media Alkhairaat sejak 2013 hingga 2017.

Dalam buku tersebut, Atank membagi tulisannya ke dalam enam bagian utama. Pada bagian pertama, ia memberikan panduan tentang cara merencanakan keuangan keluarga.

Bagian kedua, membahas mengenai investasi, yang sesuai dengan Syariat Islam, yang tentunya relevan, bagi mereka yang ingin memastikan investasinya halal dan bermanfaat.

Bagian ketiga dari buku ini, menekankan untuk berhati-hati dalam berhutang. Selanjutnya, pada bagian keempat, Atank memperdalam topik tentang persiapan distribusi kekayaan dengan pembahasan yang terbagi dalam enam sub bagian.

Mantan Pemimpin Redaksi Koran Slank ini, juga menekankan pentingnya pengelolaan kekayaan secara islami pada bagian kelima di dalam buku yang diterbitkan CV. Sketsa Media, Purbalingga, Jawa Tengah itu.

Di bagian terakhir, Aslamuddin, yang juga dikenal sebagai aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), membimbing pembaca, untuk memahami bagaimana menjalani kehidupan dalam bingkai syariah.

Kehadiran buku ini, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan masyarakat Sulawesi Tengah, mengenai pentingnya investasi sesuai Syariat Islam, agar investasi tersebut tidak hanya menghasilkan keuntungan duniawi, tetapi juga bernilai secara ukhrawi.

Aslamuddin menjelaskan, motivasinya untuk menulis dan menerbitkan buku ini, karena keprihatinannya terhadap generasi muda saat ini, yang lebih memilih menghabiskan waktu dengan gadget, daripada membaca buku.

Ia percaya, menulis dan menerbitkan buku, adalah cara efektif untuk merubah kebiasaan generasi muda, yang cenderung menjauh dari aktivitas membaca dan menulis.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian,” ujar Atank, mengutip Pramoedya Ananta Toer, penulis terkenal Indonesia.

Aslamuddin Lasawedy menegaskan, ia tidak ingin hilang dari sejarah. Ia ingin tetap dikenang melalui karya-karyanya. Menurutnya, keabadian bukanlah soal usia, tetapi tentang bagaimana seseorang terus dikenang karena kontribusinya.

“Buku adalah warisan abadi, yang dapat kita tinggalkan untuk dunia. Ia adalah cermin jiwa kita, yang dapat dilihat dan direnungkan oleh generasi mendatang,” katanya.

“Menulis, bukan hanya tentang menyusun kata, tetapi juga tentang membingkai pengalaman hidup, menjadi pelajaran berharga bagi diri sendiri dan orang lain,” lanjutnya.

Aslamuddin Lasawedy menambahkan, dengan menulis juga, seseorang itu akan terus disayang oleh siapapun juga.

“Tahu kau, mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari,” tutupnya dengan kutipan dari Pramoedya Ananta Toer. (*)

Editor: Ruslan Sangadji