Beberapa kali kami harus menghentikan kendaraan supaya bisa mengambil momen-momen indah untuk menghiasi laman media sosial. Semua itu agar kelak kami diingatkan pernah sampai di Watutau.
“Stop… stop… stop… saya mau foto-foto sebentar,” kata Humairah, salah seorang teman yang bersama kami hari itu.
Kami masygul, karena tidak sedikit keindahan yang dianugerahkan Ilahi kepada kita di bumi ini, maka ada baiknya kita perlu menjaga dan bersyukur bisa menikmati keindahan yang mungkin sebagian orang belum tentu memiliki kesempatan sama ,untuk menikmati keindahan panorama alam Watutau.
Tak lama, kami tiba di lokasi hutan pinus yang masyarakat setempat mulai memanfaatkan untuk berwisata dan menyadap getah pinus itu. Kami sangat beruntung saat itu, bisa bertemu dengan salah seorang penyadap getah pinus sekaligus menambah koleksi foto kami.
Puas menikmati pemandangan tegakan pinus, kami kembali beranjak melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih tinggi lagi, untuk melihat landscape Watutau sembari menunggu matahari terbenam. Lagi-lagi sepanjang jalan masih melihat jejeran tegakan pohon pinus. Sungguh memanjakan mata.
Oh iya, hampir lupa, Desa Watutau berada pada ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut, memiliki luas 255,83 Kilometer persegi dan merupakan desa tua di Lembah Napu. Penduduk di desa ini tercatat sebanyak 1.621 jiwa atau 387 rumah tangga. *
Tinggalkan Balasan