Oleh: Fransiscus Manurung
INI KISAH TENTANG UNDANGAN PRESIDEN JOKOWI: “Saya masih di Desa Wosu, Bang. Kampung halaman saya… Besok sore saya bisa tiba di Jakarta, tapi saya tidak mau ada orang lain dalam pertemuan itu. Saya mau bicara berdua saja dengan Pak Jokowi,” begitu penggalan percakapan telepon, antara kandidat Gubernur Sulawesi Tengah Ahmad Ali (AA) dengan “orang penting” di Jakarta.
Malam itu, Selasa, 10 September 2024, saya tengah semobil dengan Ahmad Ali, duduk berdampingan di jok belakang. Kami dalam perjalanan ke Bungku Tengah, diiringi Patwal.
Setelah menutup telepon, AA berkata kepada saya: “Saya diundang Pak Jokowi ke Istana. Tapi saya belum tahu apa agendanya. Menurut Opung?”
Saya tersenyum, mencoba memecah suasana dengan canda: “Agenda politik nasional yang lagi hangat saat ini kan? Penyusunan kabinet Prabowo-Gibran. Jangan-jangan diminta kesediaan Pak Ahmad Ali jadi salah satu menteri?.
Respon AA sungguh tak terduga: “Kalau menjadi menteri, saya pastikan, saya berani menolak. Dulu pun ada tawaran itu. Saya ingin fokus mengabdi untuk Sulawesi Tengah”.
Saya terdiam sejenak, merenung. Dalam hati, saya berbisik ala anak milenial: “AA kok sampai segitunya…”
Keesokan paginya, setelah memberi arahan kepada Tim Konsolidasi BerAMAL yang bermarkas di Desa Wosu, AA terbang dari Bandara Morowali menuju Istana Merdeka, untuk bertemu Presiden Jokowi.
Kamis siang, 12 September 2024, AA sudah kembali di Desa Wosu. Sore harinya, kami kembali semobil, kali ini menuju Desa Limbo Makmur, Kecamatan Bumi Raya, untuk menghadiri silaturahmi dan dialog publik dengan masyarakat.
Dalam perjalanan, AA berbagi cerita tentang pertemuannya dengan Presiden Jokowi, yang berlangsung selama dua jam. Ajudan pun dilarang membatasi waktu, pertemuan itu benar-benar head to head seperti istilah anak-anak warkop.
Lantas, apa yang dibicarakan selama dua jam tersebut? Hanya satu kata: Seru!. Pertemuan itu membawa angin segar, dan bernilai positif bagi kemajuan Sulawesi Tengah.
Yang jelas, undangan Presiden Jokowi dan penugasan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, kepada AA-AKA pada bulan April lalu, bukanlah kebetulan. Keduanya memiliki kaitan erat dengan Sulawesi Tengah Harapan Baru.
Sulawesi Tengah tengah menanti, dan Ahmad Ali siap menjawab panggilannya. (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan