OLEH: M. RUDIANTO – HMI CABANG PASAMAN BARAT

PANGAN ADALAH kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Ketersediaan pangan yang memadai dan berimbang, menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran akan pentingnya pangan yang berkelanjutan guna mendukung kualitas hidup dan kemandirian bangsa.

Ketahanan pangan bukan hanya isu nasional, tetapi juga isu internasional yang dibahas dalam berbagai forum, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

PRODUKSI PADI DAN PENGELOLAAN PANGAN

Produksi padi yang mencukupi serta pengelolaan pangan yang baik, sangat penting dalam memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras per kapita mencapai 111,6 kg per tahun. Dengan produksi pangan yang optimal, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa harus bergantung pada impor.

Namun, keberlanjutan kemandirian pangan membutuhkan peningkatan pada aspek produksi, kualitas, dan distribusi pangan.

SWASEMBADA PENGAN DI INDONESIA

Indonesia telah beberapa kali mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi beras. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, swasembada beras berhasil dicapai pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021.

Selain itu, Indonesia juga mencatat kemajuan dalam menurunkan impor jagung pakan, yang menunjukkan perkembangan positif dalam pengelolaan pangan nasional.

PROYEKSI SWASEMBADA PANGAN 2025

Menurut data dari Kementerian Pangan, Indonesia diproyeksikan mencapai swasembada pangan pada tahun 2025. Proyeksi ini mencakup:

  • Produksi beras: 32 juta ton, dengan kebutuhan nasional sekitar 31 juta ton.
  • Produksi gula: Meningkat dari 2,4 juta ton menjadi 2,6 juta ton.
  • Produksi jagung: Diperkirakan mencapai 16,683 juta ton, dengan kebutuhan domestik sekitar 13 juta ton.

TANTANGAN PANGAN

Meskipun terdapat pencapaian positif, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam sektor pangan, antara lain:

  1. Perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang memengaruhi hasil panen.
  2. Ketergantungan pada impor untuk beberapa komoditas pangan.
  3. Kendala distribusi ke daerah-daerah terpencil.
  4. Kualitas dan ketersediaan pangan yang belum merata.
  5. Kemiskinan dan ketidaksetaraan akses pangan di masyarakat.

KEMANDIRIAN PANGAN

Dengan konsumsi beras per kapita yang tinggi, Indonesia memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Produksi padi yang mencukupi dan pengelolaan pangan yang optimal menjadi elemen penting dalam memastikan ketersediaan pangan yang stabil bagi masyarakat.

KETAHANAN PANGAN GLOBAL

Ketahanan pangan tidak hanya menjadi isu nasional, tetapi juga menjadi perhatian global yang dibahas dalam berbagai forum internasional seperti KTT G20.

Oleh karena itu, peningkatan produksi, kualitas, dan distribusi pangan merupakan langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan berkelanjutan.

STRATEGI PENGEMBANGAN PANGAN

Untuk mencapai kemandirian pangan, diperlukan langkah-langkah strategis berikut:

  1. Meningkatkan produksi pangan melalui penerapan teknologi dan inovasi.
  2. Meningkatkan kualitas pangan melalui pengawasan dan pengendalian yang ketat.
  3. Membangun sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien.
  4. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan yang berimbang.
  5. Mengembangkan kebijakan pangan yang mendukung kemandirian dan keberlanjutan pangan.

KESIMPULAN

Pangan adalah komponen esensial dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pangan yang berimbang dan berkelanjutan, harus terus ditingkatkan untuk mendukung kualitas hidup masyarakat dan kemandirian bangsa.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan, sekaligus menjadi contoh dalam pengelolaan ketahanan pangan di tingkat global. (*)

Editor: Ruslan Sangadji